Warnet, Kita, & Seribu Satu Cerita di Masanya

 

Warnet atau warung internet, sempat berkembang di Indonesia pada era 2000-an awal hingga 2015-an akhir yang dimana menjadi tempat bagi orang-orang saat itu untuk menikmati hiburan dan bercengkrama di sosial media.

Warnet atau Warung Internet merupakan sebuah tempat yang menawarkan fasilitas penyewaan komputer dan internet ke Masyarakat umum. Umumnya biaya penyewaan tersebut dipatok berdasarkan berapa lama konsumen menyewa jasa tersebut seperti ada yang menyewa nya selama per jam atau bahkan per menit, meski ada pula beberapa warnet yang menawarkan berbagai paket layanan yang tak terbatas pada waktu berapa lama jasa tersebut disewakan. Lalu bagaimana warnet bisa populer di Masyarakat? Dan mengapa warnet tidak seramai dulu kita bermain disana?


Sepak Terjang Warnet diawal Masa Milenium Ke-2

 

Sumber: https://esports.id/other/news/2022/10/2b6bb5354a56ce256116b6b307a1ea10/momen-gamer-warnet-paling-relate-pernah-alamin

Bisnis semacam ini sempat populer di tengah masyarakat Indonesia baik di perkotaan besar atau bahkan daerah pada awal 2000-an hingga akhir 2016-an. Pertama kali muncul di Indonesia atau lebih tepatnya di kota Bogor pada 1995 yang diinisiasi oleh seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang Bernama Michael Sunggiardi. Awalnya, ia hanya menyediakan dua komputer sebagai fasilitas tambahan gratis di kafe Botainicus yang terletak di Tengah Kebun Raya Bogor. Namun, melihat antusias Masyarakat yang memanfaatkan fasilitas tersebut, Pada 1996 Michael pun segera mendirikan warnet pertama  yang terpisah dari kafe di Indonesia. Warnet tersebut ia beri nama “Bonet” atau “Bogor Internet”. Maka sejak saat itulah banyak bisnis serupa menjamur ke berbagai daerah di Indonesia.

Faktor lain mengapa warnet dapat menyebar dan populer di Indonesia dikarenakan pada saat itu, computer merupakan sebuah barang baru dan mewah yang tidak semua lapisan Masyarakat dapat memilikinya. Namun, dikarenakan kebutuhan akan internet dan berbagai perangkat PC mengerjakan tugas bagi para siswa, menyelesaikan tugas kantor bagi karyawan, atau membuat dokumen surat-menyurat penting yang dibutuhkan negara, membuat sebagian orang melihat peluang bisnis yang cukup besar dari usaha jasa tersebut. Harga murah dan kemudahan akses, serta fasilitas yang cukup menjadi efek kombo bagi konsumen yang datang ke bisnis warnet tersebut.

Penggunaan warnet tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhan primer, seiring berkembangnya sosial media dan video games pada era tersebut juga berimbas kepada meningkatnya permintaan akan jasa warnet ini. Sebut saja di bidang video games permainan semacam Point Blank, Counter Strike, Lost Saga, Ragnarok Online, dan lain lain itu telah menjadi bagian penting mengapa kita dan generasi muda kala itu memenuhi warnet-warnet ini di berbagai pelosok tempat. Bahkan mungkin sebagian generasi muda pada masa itu sampai rela menghabiskan waktu berjam-jam atau sampai rela menginap ambil paket malam di warnet tersebut untuk menikmati berbagai permainan dan hiburan yang ditawarkan saat itu.

Selain itu, headset, kopi, dan indomie dengan alunan music khas warnet juga selalu menjadi teman penting yang tak akan pernah dilewatkan oleh para pengunjung disana. Hal-hal tersebut  juga secara tidak langsung menjadi pemasukan tambahan bagi pemilik warnet tersebut. Belum lagi, jika kita membicarakan Char, berasal dari kata character yang digunakan sebagai sebutan untuk sejenis alat mikro-transaksi yang umumnya terdapat di berbagai permainan online pada masa itu seperti Point Blank, Counter Strike, Lost Saga, dan lainnya membuat bisnis char menjadi bisnis instans yang sangat menggiurkan bagi si owner dari warnet tersebut atau bahkan para pengunjung ada juga yang secara illegal berjualan Char game-game tersebut tanpa izin si owner warnet.Char sendiri memiliki berbagai jenis, ada yang berupa char untuk jual beli item, char untuk jual beli karakter, char untuk jual beli layanan khusus dalam game tersebut, atau lain sebagainya. Keuntungan yang didapat dari jual beli char tersebut beragam muali dari seharga 5000 sampai dengan ratusan hingga jutaan rupiah, itulah mengapa bisnis char pada kala itu sangat menggiurkan siapapun.\

 

Lalu Mengapa Warnet Mencapai Masa Kemunduran nya?

 Sumber:  https://databoks.katadata.co.id/datapublishembed/879/jumlah-warnet-2014

Berdasarkan laporan yang dikutip dari website Databoks milik katadata.co.id, pada tahun 2014 jumlah keberadaan bisnis warnet yang terdata Badan Pusat Statistik (BPS) di seluruh Indonesia mencapai 13.892 pengusaha dengan Jawa Timur mendominasi hampir kurang lebih sekitar 3.644 pengusaha yang terdaftar menjalankan bisnis warnet oleh pemerintah. Pada tahun tersebut, warnet sebenarnya sudah memasuki masa kemundurannya dari pasar setelah lama merajalela hampir 20 tahun lamanya. Hal ini disebabkan oleh tidak update dan tidak berkembangnya fasilitas yang ditawarkan warnet komersial yang dijalankan oleh Masyarakat, menyebabkan terjadinya stagnasi dalam bisnis jasa tersebut. Stagnasi fasilitas tersebut disusul juga oleh munculnya produk inovasi baru semacam laptop dan smartphone yang dapat menjalankan berbagai system dan perangkat software yang ada di pasaran, menyebabkan beralihnya pasar konsumen untuk membeli perangkat perangkat tadi yang lebih kompetibel dan mobilitasnya terjamin. Masalah semacam pornografi, virus computer yang merebak, dan cara pemerintah menghentikan masalah pembajakan software yang dilakukan beberapa oknum pembisnis warnet juga turut menghentikan banyak peredaran bisnis warnet di Masyarakat. Semakin dewasa nya generasi yang memenuhi warnet juga menjadi factor mengapa pada tahun tersebut eksistensi warnet mulai berkurang.

Pada tahun 2015, kebanyakan warnet yang masih dapat bertahan merupakan warnet gaming dengan pasar yang terbatas. Sedangkan, untuk warnet biasa atau bahkan yang terbatas pada warnet jasa pembuatan dokumen-dokumen penting semacam ini surat, akta, atau yang lainnya sudah berkurang atau bahkan punah karena meningkatnya pembelian pc, laptop, dan smartphone yang dapat menjalankan berbagai software yang umumnya pada era 2000-an hanya dimiliki oleh warnet. Warnet gaming yang bertahan pun sebenarnya hanya menggantungkan keberadaan game-game online semacam point blank, counter strike, lost saga, ragnarok online, dan lain-lain yang ternyata juga tiga diantara game tersebut memutuskan menutup server dan berakhir lah era warnet komersil yang pernah populer di Indonesia hampir lebih 2 dekade tersebut. Untuk saat ini, beberapa orang mulai mencoba berusaha membangun peruntungan Kembali di bisnis warnet ini. Dimana kebanyankan para pengusaha tersebut mengadopsi system warnet yang berkembang di china, korea Selatan, Taiwan, atau bahkan jepang seperti warnet café seperti Yellow Net Game Center di kota Depok. Menurut data, terdapat 100.000 pengusaha yang masih mencoba peruntungan di bisnis tersebut. Bagaimana pun, warnet dengan hiruk pikuknya sudah menemani kehidupan kita dengan berbagai pengalaman yang muncul dari bilik-bilik yang ada di warung internet tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermain Granny Dalam Mode Extream, Miawaug dan kawan nya: Ketar-Ketir

Pionnering The Dark Side: Bagaimana Genre Horror Terkenal di Industri Game?

Zoonomaly: Kebun Binatang Yang Penuh Dengan Keanehan