Miro Haverinen, Sang Maestro Games Pixle-Horror Modern

Miro Haverinen, seorang developer games indie yang sukses mengorbitkan games Fear & Hunger ke kancah dunia internasional. Games nya tersebut sukses menjadi penentu standar game pixle-horror modern ke depannya

Sebelumya, kita pernah membahas sebuah games survival-horror fenomenal yang berhasil membawa suaasana yang cukup kelam dengan ceritanya yang dark, penggambaran kekerasan seksual dan pembunuhan yang cukup brutal, serta penjelasan terkait penyalahgunaan obat-obatan yang cukup detail tertera di sepanjang permainan tersebut berjalan. Namun, games sehebat itu tidak mungkin diciptakan oleh seorang yang sembrono dan bekerja secara asal asalan dalam prosesnya. Oleh sebab itu, marilah kita berkenalan dengan sang creator yaitu Miro Haverinen sang Maestro muda games pixle-horror modern tersebut.

 

Maestro Muda dari Negeri Seribu Danau

Sumber: https://www.instagram.com/mirohaveri?igsh=MXRjbHh5enNmMXBzdg==

Perkenalkan “Miro Haverinen”, seorang creator muda sekaligus orang yang berhasil mendeveloper sendiri secara sukses serial games Fear & Hunger yang fenomenal itu. Pemuda hebat yang tinggal di kota Helsinki, Finlandia itu, sebenarnya sudah mulai mendevelop game tersebut sejak ia masih duduk di Tingkat SMA. Dimana ia mendapatkan ide tersebut Ketika kelasnya sedang berdiskusi berbagai hal tentang “Bagaimana manusia dapat bertahan hidup dalan kondisi tidak adanya moralitas yang tegak ditengah kelompok masyarakat tersebut?”. Dirinya mendapatkan berbagai ilustrasi besar dari berbagai pendapat yang diutarakan baik guru maupun teman teman nya yang menanggapi dalam diskusi tersebut. Berbekal kemampuan memngkoding game RPG yang ia pelajari semasa SMP dahulu, ia pun mulai menggabungkan ide ide tersebut dalam satu storyboard besar yang nantinya menjadi dasar games Fear & Hunger tersebut.

Selain pendapat yang bermunculan dalam diskusi yang diadakan dikelasnya tersebut. Dirinya secara sadar tidak sadar juga mengakui bahwa storyboard dari proyek yang ia buat ini banyak mengambil inspirasi dari game ataupun animasi horror dewasa yang sempat fenomenal saat ia masih kecil dulu, seperti Silent Hill (1999), Hellraiser, Amnesia, Nethack, Berserk, dan Souls Series yang selalu menyajikan gambaran rasa ketakutan, kekejian, ketidakmanusiawian dalam cerita yang dibangun dalam game-game tersebut. Dalam beberapa kesempatan, ia juga pernah mengatakan efek gore dari game Mortal Kombat Series juga ikut mengambil bagian bagaimana ia mengeksekusi kegelapan tanpa batas dalam games yang ia develop secara mandiri tersebut.

Walau mungkin jika kita melihat pengakuannya diatas bahwa proses ia dalam mendeveloper games tersebut cukup serius dan ambisius, namun kita juga tak dapat meluapakan satu hal bahwa dia adalah anak remaja yang masih dimasa labil. Rasa malas, jenuh, dan hampir putus asa juga terus menghinggapinya selama proses itu berjalan. Bahkan ada momen dimana, ia dengan pengalaman nya dalam mempelajari bagaimana cara membuat game itu dikala itu membuatnya pernah meremehkan pekerjaan dalam memecahkan kompleksitas dalam menjalankan mesin pemgelolaan game RPG Maker & Game Maker. Hal tersebut berakibat seringnya ia menemukan trial error yang membuat nya hampir putus asa. Ditambah Ketika ia sedang mendeveloper game tersebut, gelombang game indie sedang naik naiknya di pasar game internasional itu makin membuatnya berpikir untuk menghentikan semua proyek yang ia jalankan tersebut. Namun, setelah ia membulatkan tekat dan memantapkan dirinya, ia pun Kembali mendeveloper games tersebut secara lebih mendetail dibandingkan sebelumya.


Sumber: https://darkrpgs.home.blog/2019/03/08/interview-with-miro-haverinen-the-creator-of-the-dark-rpg-fear-hunger/
Secara perlahan sejak saat itu, Ia dengan keseriusan nya mulai merapihkan berbagai detail yang ada dalam elemen-elemen pada game tersebut. Semisal pada bagian artstyle di game tersebut, ia telah mengubah beberapa kali supaya tiap karakter benar benar berhasil digambarkan secara gelap dan mengerikan (walaupun dalam beberapa kasus lebih mengarah pada hal hal yang menjijikan) seperti pada karakter penjaga yang dibuat menjadi lebih sangar. Pada bagian kenaik games nya, ia sempat memiliki rencana untuk membuat ending B yang dibuat pada mode Hard, tetapi setelah ia mencoba berkali-kali dan selalu berakhir pada kekalahan. Ia pun memutuskan mengembalikan mode ending B tersebut pada mode normal. Ya memang berbagai proses yang cukup uslit & membosankan memang ia sudah lalui, namun menurutnya ia tidak akan berhenti pada dua series yang sudah ia terbitkan tersebut, melainkan akan terus mengembangkan berbagai karya baru yang akan tersu siap menggemperka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermain Granny Dalam Mode Extream, Miawaug dan kawan nya: Ketar-Ketir

Pionnering The Dark Side: Bagaimana Genre Horror Terkenal di Industri Game?

Zoonomaly: Kebun Binatang Yang Penuh Dengan Keanehan