SEGA, Legenda Dingdong Jepang yang Mendunia

 Pernah mendengar atau bermain dengan konsol Sega? sebuah konsol garapan Sega Group Corporation yang cukup melegenda dikalangan anak 90an itu memiliki perjalanan panjang yang cukup unik, mari ikuti kisah perjalan Sega dari dulu hingga hari ini

Sudah sejak lama gamers mengenal Sega Group Corporation, sebuah anak perusahaan milik Sega Sammy Holding Inc. asal Distrik Shinagawa, Kota Metro Tokyo, Jepang yang berkecimpung dalam produksi & pengembangan game konsol, arkade, & Pachinko (mesin judi khas Jepang). Sejarah perusahaan tersebut terbilang unik, dimana meski Sega sendiri merupakan sebuah anak perusahaan milik keluarga konglomerat Jepang, namun Sega Group Corporation sebagai pengembang game itu didirikan oleh 2 pengusaha asing asal Amerika Serikat yaitu Richard Stewart & Martin Broomley dengan nama awal perusahaan "Nihon Goraku Bussan yang berdiri pada 3 Juni 1960. Lalu bagaimana sepak terjang Sega di dunia game? mengapa mereka menjadi legenda konsol dingdong yang cukup melekat dibenak anak 90an? 


Legenda Konsol Dingdong Anak 90an

Sumber: https://www.gamesindustry.biz/sega-sammy-appoints-haruki-satomi-as-group-ceo

Sega sendiri pada awalnya didirikan oleh 2 pengusaha asal Amerika Serikat yaitu Richard Stewart & Martin Broomley pada 3 Juni 1960 dengan nama Nihon Goraku Bussan. Dengan strategi yang cerdik & cukup brilian pada kala itu, mereka berdua berhasil meyakinkan keluarga konglomerat Jepang yang kala itu sedang mencari cara untuk meluaskan gurita bisnis mereka ke dunia hiburan terutama pengembangan permainan judi & Pachinko yaitu Keluarga Satomi untuk mengakuisisi & mendanai proyek ambisius mereka dalam mempelopori pengembangan perangkat dingdong (perangkat game arkade) kala itu, sehingga mengubah nama perusahaan tersebut menjadi Service Games of Japan Enterprise Ltd. atau yang disingkat SEGA Enterprise Ltd., dengan produk pertama yang berhasil dipasarkan dimuka umum yaitu Periscope (1965). Berbagai alat judi dan Pachinko yang terkemuka produksi SEGA pun juga mulai beredar pada masa ini.


Sumber: https://www.theguardian.com/games/2019/aug/16/sega-genesis-at-30-mega-drive-console-modern-games-industry

Menyusul kemerosotan bisnis konsol arkade di akhir 1980an, Sega pun berbenah diri dan mulai mengekspansikan bisnisnya yang dipimpin oleh David Rosen & Hayao Nakayama ke pasar konsol mesin rumahan dengan produk awalnya yaitu SG-1000 dengan memanfaatkan teknologi cartridge yang umum digunakan pada konsol game generasi ketiga pada saat itu ternyata berhasil bersaing dengan Famicom keluaran Nintendo & bahkan berhasil mengalahkan ketenaran Atari 7800 keluaran brand Atari. Karena keberhasilan itu pula, Sega pun dengan yakin mulai mengembangkan banyak konsol-konsol terbarunya seperti Sega 1000 II & Sega Master System. Puncaknya adalah ketenaran Sega Genesis yang bahkan berhasil menundukkan pesaingnya Nintendo dengan produk SNESnya diawal 1990an itu dengan diikuti juga diperkenalkan nya banyak permainan eksklusif yang diproduksi oleh Sega sendiri seperti "Sonic the Hedgehog", "Tetris", "Megaman", "Street Fighter", "Metal Slug" dan lain sebagainya yang kala itu memenuhi daftar permainan yang diincar oleh anak 90an ketika ke rental maupun stasiun arkade semacam Timezone di hari ini.


Sumber: http://www.davidgamizjimenez.com/inpositivegames/sega-saturn-al-limite-v/

Namun, puncak ketenaran itu berubah, ketika teknologi konsol berkembang cukup pesat di pertengahan 1990an, dengan dirilisnya Playstation dari Sony & Nintendo 360 dari Nintendo yang cukup berhasil memukul telak Sega dari pasar konsol kala itu. Berbagai upaya pun telah dikejar oleh Sega seperti dirilisnya Sega Saturn yang diharapkan dapat melawan dominasi kedua rivalnya itu, ternyata dinilai gagal dipasaran luas karena SEGA dianggap gagal dalam mengimplementasikan teknologi grafik 3D yang diusung oleh kedua rivalnya & justru malah berkutat memilking produk-produk rilisan lamanya seperti Sonic the Hedgehog, Megaman, & Metal Slug yang masih bergrafik 2D 16 bit yang dianggap usang & tak sesuai pasar pada kala itu. Akhirnya karena kegagalan ini, membawa Sega Hiatus dari persaingan mereka di pasar konsol game & masih berupaya bertahan dengan mengembangkan permainan yang didistribusikan melalui para rivalnya itu seperti Nintendo & Sony meski kerugian terus menerjang keuangan perusahaan tersebut. 


Sumber: https://japantoday.com/category/tech/sega-closing-iconic-tokyo-arcade-that%E2%80%99s-been-in-business-for-almost-30-years

Krisis perusahaan itu juga berujung pada ditutupnya pusat permainan Dingdong yang menjadi maskot melegenda dalam dunia Wibu & budaya Jejepangan yaitu SEGA Building di Ikebukuro pada awal pandemi Covid 19 kemarin karena kurangnya pengunjung & langka nya permintaan akan penjualan mesin arkade di seluruh dunia. Kini dibawah sang anak Haruki Satomi, internal SEGA sendiri sedang berupaya untuk berbenah diri guna mengubah image perusahaan & ada isu juga bahwa SEGA sedang mendesain sebuah konsol terbarunya yang diharapkan dapat menarik minat pasar untuk kembali percaya pada perusahaan tersebut. Ya semoga perusahaan legendaris ini diharapkan dapat tetap eksis hingga generasi anak & cucu kita nanti....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermain Granny Dalam Mode Extream, Miawaug dan kawan nya: Ketar-Ketir

Pionnering The Dark Side: Bagaimana Genre Horror Terkenal di Industri Game?

Zoonomaly: Kebun Binatang Yang Penuh Dengan Keanehan